Thursday, February 1, 2018

All About Love πŸ’• πŸ’ž πŸ’“ πŸ’— πŸ’– πŸ’˜

Hallow again! Silent readers♥️
I'm glad that people r getting more and more interested about what i write, some people give me a little support through my instagram and here i am, finally giving up my free time to "something" important than just lying down on my bed a whole day...... 

I'm not a real writer anyway, but for me, writing is the best way to get some endorphin....

Sebelum masuk ke topik utama, aku mau sharing sedikit info tentang menulis. Buat aku, uniknya menulis adalah kita bisa menuliskan kesedihan tapi sambil menemukan kesenangan. Rasa sakit, sedih, marah, cemburu, segala hal yang tergolong dalam emosi negatif, justru biasanya bisa membuahkan tulisan yang bagus. That's why i'm waiting for the "bad time" to write this, karena hati yang mellow biasanya sangat membantu aku untuk memunculkan "rasa" dalam tulisan-tulisan aku.

Baiklah, mari kita mulai..

Love

"What is the meaning of love?"

Kita semua punya pengalaman masing-masing yang bikin kita punya definisi yang berbeda-beda tentang cinta, tapi buat aku,

"Cinta adalah rasa yang paling memiliki andil dalam membantu kita dalam berproses menuju dewasa."

Bahasan kali ini kita ngomongin yang ringan aja ya, cinta yang arahnya ke pasangan.

Ketika kita mempersilakan cinta datang, maka kita harus bersiap, karena cinta bukan hanya membawa kesenangan,  tapi juga harapan yang sangat berpotensi untuk menjadi kekecewaan. I do believe that sometime, love comes at the first sight, but love doesn't stay just because he/she is the one who click you perfectly. Kadang ngeliat orang yang baik, sopan, cantik, ganteng, pinter, wangi, alim, tinggi, pokoknya yang sesuai sama kriteria kita, bikin kita gampang banget kesemsem sama orang itu, dan sebenernya itu cinta ga sih?? Nanti kita bahas dari sudut pandang pengalaman aku, sekarang kita bahas dari teori dulu...

Well....

Secara teori, tahun 1985, salah satu tokoh psikologi, Robbert J. Sternberg, mengemukakan teori tentang cinta, it also known as...

"A Triangular Theory of Love" 

(i will put the free download link below in case you wanna know more)
and here's a little explanation about that.....

source: Mbah Google

Jadi om Sternberg ini mengemukakan cinta itu dilandaskan oleh 3 komponen sebagaimana tergambar dari segitiga cinta diatas. Sudut atas itu dikasih nama intimacy atau keintiman, keakraban, kedekatan. Kalau sepemahaman aku (i'm not an expert but i'm trying my best), intimacy yang dimaksud ini lebih ikatan batin yah. Gimana kita mencurahkan kasih sayang dan cinta sebagaimana kita juga pengen mendapatkan kasih sayang dan cinta itu sendiri. Nah kalau sudut kanan bawah itu commitment atau komitmen, yang biasanya sih banyak bikin sebagian besar dari kita bertahan dalam satu hubungan karena memang ngerti banget dari awal udah "yuk kita jalanin" artinya apapun yang terjadi pasti kita berusaha banget untuk bertahan demi hubungan kita. Kalau di sudut kiri bawah ada passion atau gairah, hasrat segala sesuatu yang biasanya mengarah ke kontak fisik, yaa degdegser didada deh ya pas lagi kasmaran biasanya kerasa tuh, pengen ketemuuu terus bawaannya πŸ˜… Kalau kita punya modal intimacy aja bisa diartikan kalau kita cuman suka sama seseorang, tapi kalau kita punya passion aja diartikan sebagai cinta gila, dan kalau kita punya commitment aja ya berarti cinta kosongNah kalau kita punya intimacy sama passion jadi cinta romantis. Kalau punya passion sama commitment namanya cinta bodoh. Dan kalau punya intimacy sama commitment jadinya cinta persahabatan. Sadar ga sadar sebenarnya kita sering banget mengalami berbagai jenis cinta-cinta yang udah kita bahas tadi, tapiiiiiiii, masih ada nih cinta yang lengkap alias SEMPURNA yang punya ketiga komponennya itu, intimacy, passion sama commitment. Hayoooooo, udah pada nemu belum consummate love nya masing-masing nih?????

Bener banget sih ya, kadang kita terjebak dalam cinta persahabatan, cinta bodoh, cinta gila, dan sebenernya kita tu ngerasa there must be something wrong sama hubungan yang kita jalanin, cuman kita ga bisa aja sadarinnya, kurangnya tuh dimana sih. Dengan tau teori siapa tau lebih ngebantu yah, even in fact, ga ada jaminan orang yang tau bahkan ngerti sama teori ini ga terjebak dalam cinta yang salah. Tibalah saatnya menjelaskan cinta dari sudut pandang aku yaaaa..

Love is......

Beberapa orang yang bilang "Cinta itu sederhana, kalau ga sederhana ya tinggalin aja." 
WHAT?? πŸ˜•

Menurut aku.. Cinta itu ga pernah sederhana, bahkan, saat kita berani anggap perasaan kita untuk orang lain adalah cinta, disaat itu juga kita (cewe atau cowo) harus bersedia mengorbankan waktu, pikiran, perhatian, tenaga, bahkan materi. Jadi kalau belum bener-bener rela untuk membagi semua itu, nanti dulu deh nyari cinta, karena kenyataannya, cinta itu nyusahin.

Lah terus kenapa bisa banyak yang bahagia setelah nemuin cinta yah?? πŸ€”  Itu karena.....

"Cinta itu bijaksana, setiap kali cinta bertamu dihati siapa saja, dia akan membawa buah tangan berupa kekuatan untuk saling membahagiakan." 

Ga ada yang bilang kasih peran "pacar" (apalagi suami) sama orang lain itu gampang, tapi disaat kalian cinta sama seseorang, akan selalu ada cara buat ngadepin semuanya, especially cara untuk tetap sama si doi. That's why disaat ada orang yang bilang lebih baik dicintai dari pada mencintai, for me, that's a totally bullshit. Orang yang jatuh cinta, meskipun punya banyak alasan buat ninggalin, dia akan bertahan sama satu alasan kenapa dia masih sama orang itu. Dan orang yang ga cinta, bisa jadi dihadapkan sama sejuta kebaikan, tapi dia bakal selalu memilih pergi dengan satu alasan, ya alasannya karena dia ga cinta. Jadi bukan lebih baik dicintai dari pada mencintai, lebih baik, SALING MENCINTAI πŸ€—

Di postingan sebelumnya (How to handle a womanπŸ’πŸ»), aku udah bahas tentang jangan pake kalimat "cintai aku apa adanya" jadi alasan untuk ga mau berubah menjadi lebih baik apalagi untuk kebaikan sendiri. Justru, cinta yang sehat itu disaat sama si doi kita jadi termotivasi buat jadi lebih baik lagi, jadi kalau ada yang temen kalian yang bilang "Lo ko berubah banget sih semenjak jadian sama dia? Emang lo ga boleh jadi diri lo yang dulu? Jadi diri lo sendiri aja?" What a disgusting question πŸ™‚  Gausah jadian deh ya, kita temenan aja, itu bakal bikin kita sedikit banyak terpengaruh sama si temen itu, makanya dianjurkan buat cari temen yang baik kan, bukan jangan cari temen. Logikanya, cari temen yang baik itu juga buat kasih kita "PENGARUH" tapi ya pengaruh yang positif, kalau ga mau dipengaruhin ya pasti dianjurkannya itu untuk janganlah berteman, bukan cari temen yang baik.

Cinta ga boleh bikin kita lemah. Apalagi buat cewe-cewe ya, jangan bangga kalau kita apa-apa dilayanin sama cowo, pertanyaannya, kalau ditinggalin nanti kita mau jadi apa?? Kita ga akan pernah tau apa yang terjadi selanjutnya, bisa aja hari ini nikah terus besokannya meninggal, atau kepincut pelakor, ga ada asuransi pernikahan yang mau menanggung kerugian-kerugian yang mungkin kita rasain kalau semua ga berjalan sesuai rencana. Karena itu, cinta harus buat kita siap, siap untuk berjalan sendirian dan siap untuk melepas dia berjalan sendirian.

Tapi cinta juga ga boleh bikin kita bodoh. Ngajarin seseorang buat mandiri itu beda sama nyuekin, ngebiarin, dan ga peduli ya. Jangan karena alasan harus bikin mandiri, jadi ga bantu-bantu sama sekali, tetap selalu kasih perhatian,  bantuan, tapi dalam porsi yang dibutuhkan. Jadi jangan mau dibodoh-bodohin kalau ada pasangan yang bilangnya mau bikin mandiri tapi sebenernya itu legalisasi aja buat mereka biar boleh ga peduli sama kita.

Cinta bukan persaingan untuk mencari siapa yang kalah dan siapa yang menang. Cinta itu berjalan beriringan, bukan saling mendahului, meninggalkan, atau saling melepaskan, cinta bukan diporsikan dalam kekalahan atau kemenangan, tapi, keseimbangan. Nyatanya, dua orang yang akan menyatu nanti punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, jangan minder kalau dia lebih satu  atau beberapa hal dari kamu, karena pasti kamu punya satu hal bahkan mungkin juga beberapa hal yang lebih dari dia. Jangan berusaha untuk mengalahkan pasangan, tapi mengalah lah untuk pasangan, mengalah dalam arti, kalahin ego kamu dan kasih pengakuan kalau dalam beberapa hal mungkin dia memang lebih baik dari kamu, baru ajarin dia buat mengalah dan mengakui dalam beberapa hal yang lain, kamu juga lebih baik dari dia.

Diawal tadi aku ngomongin juga tentang love at the first sight, aku percaya sih kadang-kadang, ini bisa terjadi, karena aku pernah ngerasain jatuh cinta pada pandangan pertama (ppp) yang bikin aku pacaran lama, tapi juga pernah ngerasain jatuh cinta ppp yang belum 2 bulan udah bikin bosen, ilfeel. Ketemu orang yang click sama kita biasanya jadi dasar kenapa bisa terjadi cinta ppp, tapi, proses deket selanjutnya bakal nentuin ini bakal bisa dipertahanin atau engga. Kalau seiring proses pdkt cinta ppp bisa saling menyesuaikan, biasanya jadi deh pacaran lama, tapi kalau engga yaaa jadilah kebosenan.

Ada juga yang bilang kalau sebelum 4 bulan itu biasanya cuma suka, setelah 4 bulan baru cinta. Sejujurnya, aku setuju nih sama statement ini, terlepas dari itu cuman rasa suka atau cinta ppp, tapi ya karena berdasarkan pengalaman, idealnya sebelum 4 bulan seseorang belum keliatan potensinya, dia bisa dijadiin pasangan atau ga bisa, dan 4 bulan cukup laaah yaa buat nilai proses pdkt mau dilanjutin kemana. Bisa diterapin sih ini kalau emang gamau putus nyambung.

Love as a solid foundation of realtionship.

Aku bahas ini dalam sudut pandang aku sih ya, kalau kalian ga punya sudut pandang yang sama, it's okay, ga masalah, tapi karena ini blog aku yang artinya aku bebas mengeluarkan apa yang ada didalam pikiran aku, jadi yaa aku bakal share dari sudut pandang aku. 

Aku sih butuh seseorang yang bener-bener aku sayang dan cinta buat dijadiin pasangan. Ada beberapa orang yang bilang gapapa kalau ga cinta nanti seiring berjalannya waktu juga cinta, i don't know what's wrong with me but it doesn't work at all with me. Menjalin hubungan sama orang yang bener-bener aku sayang dan cinta sangat membantu aku untuk bisa selalu positif thinking, memaklumi dan berempati sama pasangan, yaaa karena aku punya rasa yang istimewa sama dia. Dan kalau aku ga punya rasa, aku ga bisa lakuin ini, bahkan kadang sesuatu yang bener malah jadi aku cari-cari kesalahannya, karena aku ga cinta. Ya begitulah ya, aku hanya manusia, tidak sempurna, punya banyak kekurangan. Karena itu aku sadar banget sekarang aku tipe yang gimana, jadi sekarang aku minta waktu yang cukup lama buat orang yang mau deket sama aku, supaya aku bisa bener-bener yakin nih sama perasaan aku. Dan aku putuskan kayaknya kalian juga perlu tau kalau aku adalah tipe mellow yang sangat mempertimbangakan "rasa" sebelum memulai hubungan. Barang kali kalian ngerasain hal yang sama, ga perlu bingung dan ngerasa aneh kalau pas kalian terlalu cepet mutusin deket sama orang tapi malah suka cepet banget bosen sama orang, it's okay, there's nothing wrong with us, didunia ini emang ada ko jenis orang yang kayak kita. ✌πŸ»πŸ˜†  

Sempet nyesel sih ya, apalagi kalau sudah mengorbankan perasaan orang lain, tapi, kita ga bisa merubah masalalu, yang bisa kita lakuin adalah berubah supaya ga lebih banyak orang yang tersakiti karena jenis orang kayak kita. Lagi dan lagi kita harus mau berubah, ga bisa nih jadi apa adanya terus nyakitin orang terus. Meski pun kita ga bisa jadi orang yang ga mementingkan rasa, paling ga kita harus bisa temuin cara yang beda dari sebelumnya dalam bersikap.

Guess what, nowadays, being faithful is getting harder and harder........ but, why?

Bukan, bukan karena banyak cowo/cewe lain yang lebih ini dan lebih itu, tapi karena doi ga mau berusaha untuk menjadi lebih baik, disaat ada orang lain yang rela ngelakuin apapun buat kasih yang terbaik buat kita. Let's see it with logic. Buat aku cari pasangan itu adalah bikin kita ngerasa dilengkapin, yang bisa kasih motivasi, perhatian, semangat, bantuan bahkan kasih sayang. Selain itu buat aku ga cukup cari orang yang bisa siap sedia disaat aku butuh, tapi penting juga buat dia bisa juga bikin aku ngerasa dibutuhin, dihargain, disayangin dan dianggap ada. Karena yang namanya saling berhubungan itu, saling bantu, saling mengisi, saling melengkapi, saling berjuang, saling menguatkan, saling bertahan, pokoknya saling semuamuanya. Saling loh ya, dua arah, bukan satu arah.

Cari pasangan yang bisa jadi sumber kebahagiaan, meskipun ga bisa dipungkiri kadang juga kita ngerasa sakit hati, ya begitulah hidup, ups and downs. Tapi, saat kita berusaha buat jadi yang terbaik satu sama lain, bahkan masa-masa yang paling sulit pun ga akan bikin dia berhenti jadi sumber kebahagiaan. Kalau cuman permasalahan sepele dan bikin sakit hati, sebagai cewe normal, normalnya cewe kan baperan yah, sakit hati bisa bikin aku nangis, kesel, ngambek, marah, NORMAL. Karena biasanya cewe emang kayak gitu, tapi, ga mau dong jadi cewe yang biasa? Jadi yang luar biasa dong 😎  Caranya????

Kalau ada sesuatu yang bikin kalian sakit hati, rasain sakitnya, gausah dilawan, biarin rasa sakit itu kayak ngalir, bahkan kadang sampai kerasa beneran denyut-denyut gitu kan ya? Iya ga sih? Apa cuman aku doang yang ngerasa it feels real πŸ˜…  Kalau udah begitu berarti saatnya untuk tarik nafas, dan sadarin kalau saat itu mungkin adalah bagian dari "downs" dalam hubungan kalian. Perlu banget kalian kasih waktu untuk diri kalian sendiri berpikir, seberapa sering dia bikin hubungan kalian berada di masa downs, apa hal yang bikin kalian sakit hati itu lebih dari apa yang selama ini dia lakuin buat bahagiain kalian, kalau emang masih banyak persentase bahagiain daripada nyakitin, ikhlas. Ga ada orang yang sempurna, dan jangan menjadikan satu kesalahan sebagai penghapus sejuta kebaikan. Tetep kasih tau dia there's something that hurts you, karena bisa jadi dia terlalu ga peka untuk tau hal itu adalah hal yang nyakitin kita.

Tapi yaaaaa, kalau emang udah keseringan sakit hati daripada bahagia, harus juga ikhlas, ikhlas untuk sadarin kalau dia ga niat jadi sumber kebahagiaan kamu..............

πŸ™‚

"Dan apa yang bisa terjadi kalau seseorang berhenti belajar dan berusaha untuk jadi sumber kebahagiaan kita?"

Otomatis, kita bakal ngerasa butuh kebahagiaan, dan rawan banget untuk ngerasa bahagia, disinilah biasanya orang ketiga, keempat dan kesekian bermunculan...... Pasti bakal ada yang beranggapan,
"Yaaaaa itu balik lagi, namanya hubungan udah ada komitmen, nah bisa ga nepatin komitmen atau malah tergoda sama orang ketiga." 

Terus, kamu pikir komitmen dalam hubungan cuman komitmen soal setia?? Engga. πŸ˜‹ Tapi juga ada komitmen yang lain, salah satu komitmen yang paling penting untuk dijaga selain kesetiaan adalah komitmen untuk saling bertanggung jawab dengan perasaan satu sama lain. Inget ya, what goes around comes back around, kalau kalian ga bisa jaga komitmen untuk bertanggung jawab sama perasaan pasangan, bisa jadi akan berimbas dengan komitmen dia soal yang lain, salah satunya kesetiaan.

Mencintai orang lain ga boleh bikin kita lupa kalau kita juga punya tugas untuk mencintai diri sendiri, dan salah satu cara kita mencintai diri kita sendiri adalah, berhenti menganggap seseorang yang ga niat jadi sumber kebahagiaan kita sebagai seseorang yang pantas bikin kita berusaha keras supaya kita bisa jadi sumber kebahagiaan dia. It's a little hard to realize that sometime he/ she just doesn't deserve you. 

Kalau dalam konteks pdkt atau pacaran (ga bisa ngomong dalam konteks pernikahan karena belum pernah ngerasain dunia pernikahan πŸ˜‚), jadikan kesalahan-kesalahan dia sebagai ajang melatih kesabaran dan siap-siap ke jenjang pernikahan, karena kalau udah nikah, ga ada tuh yang namanya ga bisa memaklumi, tapi yaaa karna masih pacaran apa lagi cuman pdkt, kalau udah terlalu sering dia nyakitin perasaan kita, apalagi kesalahannya itu-itu aja, kita yang harus ngerti kalau orang ini limitnya udah segitu, mentok, ga bisa belajar dari kesalahan dan berubah jadi apa yang kita mau, mungkin apa yang kita mau terlalu kontras sama gimana dia yang sebenarnya. Kalau memang kita sudah kasih cukup waktu buat dia bisa berubah sedikit demi sedikit, tapi perkembangannya terlalu minim dan ujung-ujungnya cuman bikin sakit hati, IT'S OKAY TO STOP. Karena kita yang dia mau, yang terus-terusan bisa maklumin kesalahan dia, juga terlalu kontras sama gimana kita yang sebenarnya, yang sakit hati sama kesalahan dia.

"Sekali dia bikin kesalahan, bisa jadi itu murni kesalahannya dia. Dua kali dia bikin kesalahan, itu kebodohannya dia. Tapi kalau tiga kali dia bikin kesalahan, itu jelas kesalahan kita kasih kesempatan sama orang memilih buat jadi orang bodoh yang bisanya cuman ngulang-ngulang kesalahan."

Akan ada masa dimana akhirnya kita sadar kalau memang kita harus berhenti, dan yang pastinya sakit hati. Ya gapapa, selain ups and downs didalam hubungan, ada ups and downs juga didalam kehidupan. Sakit hati, nangis, galau, ga nafsu makan, SILAHKAN. Apa yang memang harus terjadi ga usah dilawan, kalau memang rasanya sakit ya rasain aja, nikmatin sakitnya, tapi jangan lupa kita harus juga ngerasa lega karena kita udah menghindarkan orang yang ga tepat masuk terlalu jauh kedalam kehidupan kita.

Gausah gengsi buat galau, kalau orang lain bilang, "Jangan galau!" aku sih bilang, kalau ngerasa galau ya galau aja. Tapi jangan berlebihan, inget, cinta hanya sebagian kecil dari banyak hal yang harus kita pikirin untuk bertahan hidup. Bahkan, nulis kayak gini aja, ga jadi jaminan untuk aku bisa selalu se-positive thinking sekarang, at least, aku membagikan sesuatu yang aku pandang selalu dari sisi positif, karena hal-hal baik berawal dari berpikiran positif. Sering banget aku ngerasa aku sangat terbantu dengan berpikiran positif, ada masa-masa berat yang bikin aku ngerasa galau banget, sampe kadang ngerasa kenapa bisa sih ada masalah seberat ini, tapi namanya masalah, musibah ga bisa dihadapin dengan cuman dipikirin,

"Bilang sama Dilan, yang berat itu bukan rindu, tapi selalu positive thinking...." 😌

Jadi, buat yang over-thinking person, pelan-pelan yuk kita gausah kebanyakan mikir, mikir cara maksain hal yang memang harus terjadi buat ga terjadi itu bikin cape, apalgi cewe nih ya, mikirin hal-hal kayak gitu butuh tenaga, ntar yang ada kita jadi laper terus dan gagal diet πŸ˜‚  Kita ga bisa terus hindari hal buruk terjadi dalam hidup kita, tapi kita bisa terus melangkah supaya hal buruh itu cepat berlalu.

Post ini aku bikin bukan cuman supaya kalian ngerti pandangan aku tentang cinta itu gimana, tapi aku bikin lebih karena aku pernah ngerasain bingung kenapa cinta itu kadang bisa bikin bahagia banget dan kadang bikin sedih banget. Aku juga pernah bingung kapan harus bertahan atau berhenti, bahkan pernah ngerasa galau berat dan ga tau harus ngapain. Again and again, aku membagikan semua ini supaya orang ga asal ngomongin yang engga-engga tentang cinta, pas sakit hati nyalahin cinta, padahal semua balik lagi ke diri masing-masing yaaa, sudah cukup dewasa atau belum memahami cinta. Ngebahas tentang cinta emang ga ada habis-habisnya, tapi kayaknya post kali ini udah cukup banget dan lumayan lah ya buat dibaca dan buat salam perpisahan sementara karena kau mau lebih fokus ngerjain skripsi. Tapi nanti kalau post review atau yang ringan-ringan aja mungkin masih bisa ya, belum tau deh, ga janji.

Aku mau berterimakasi sebanyak-banyaknya buat temen-temen yang udah baca post-post aku, bahkan kadang bilang post nya bermanfaat, duh, seneeeeeng bgt. Bisa sharing aja seneng, apalgi kalau dibilang bermanfaat, once again,

THANK YOU FOR APPRECIATE ME A LOT πŸ’“

See you on my next masterpiece!!

Love, Dinda.



https://goo.gl/phnQoQ A Triangular Theory of Love by Robert J. Stenberg

2 comments: